alhasanahaqiqah.com _Diceritakan bahwasanya suatu ketika, ada seorang pencuri yang nyelonong masuk ke dalam kamar Rabi’ah al-Adawiyah. Sedangkan Rabi’ah al-Adawiyah sendiri sebagaimana manusia biasa yang tidak terlepas dari waktu istirahat sedang dalam kondisi terlelap tidur. Pencuri pun dengan mudah melangsungkan aksi pencuriannya. Ia mengambil beberapa pakaian milik Rabi’ah al-Adawiyah. Ia mengambilnya tanpa habis pikir.
Setelah selesai mendapatkan apa yang dikehendakinya dari harta-harta milik sufi perempuan ini, lantas ia pergi sembari membawa barang curiannya di tangannya. Sementara Rabi’ah masih saja tenang dalam tidurnya. Tapi si pencuri justru kebingungan mencari-cari pintu keluar dari kamar Rabi’ah. Ia tidak mendapati pintu yang digunakan untuk keluar, seakan-akan kamar tersebut tidak berpintu. Ia terjebak di dalam kamar Rabi’ah. Sungguh suatu keganjilan yang mengejutkan.
Di sela-sela kebingungannya, pencuri itu meletakkan barang curiannya alias melepaskan dari genggaman tangannya atau tidak membawanya. Di saat itu, ia melihat pintu keluar. Dengan kata lain, pintu keluar itu tampak jelas setelah barang curiannya diletakkan atau dilepaskannya. Pencuri pun agak sedikit lega setelah didapatinya pintu tersebut. Sontak seketika ia langsung kembali merengkuh barang curiannya dan bergegas keluar dari kamar Rabi’ah. Namun tak disangka-sangka, selepas ia raih kembali curiannya, pintu keluar yang tadi gamblang terlihat, kembali menjadi seolah-olah hilang dan tidak ada dari pandangan mata
Akhirnya ia pun meletakkan curiannya, seketika itu tampaklah pintu tersebut. Lalu ia coba membawanya, seketika itu hilanglah pintu itu dari pandangannya. Ia mengulang-mengulang hal semacam ini sampai-sampai pada akhirnya terdengarlah suara tanpa rupa/bentuk (هاتف) yang mengatakan demikian,
إن كان المحب نائما، فإن المحبوب يقظان، ضع الثياب واخرج من الباب، فإن نحفظها ولاندعها لك وإن كانت نائمة
Meskipun seorang pecinta (muhibb) sedang tertidur, namun Yang Dicintainya (Mahbub) tetap terjaga. Maka letakkanlah pakaian-pakaian (barang curian) itu dan keluarlah melalui pintu. Sungguh Kami menjaganya (Rabia’ah al-Aadawiyah) dan tidak meninggalkannya, walaupun ia dalam kondisi tidur.
Walhasil, pencuri itu keluar dari kamar Rabi’ah al-Adawiyah melalui pintu dengan tanpa membawa barang-barang curiannya yang dalam hal ini, pakaian-pakaian milik seorang sufi perempuan, yakni Rabi’ah al-Adawiyah. Rasa kecewa dan penyesalan pastinya tidak dapat dielakkan dari diri pencuri yang berani-beraninya mengusik seraya menciderai kekasih Allah SWT, terlebih di saat Rabi’ah sedang tertidur. Pada akhirnya, pencuri pun pulang dengan tangan kosong.